Minggu, 14 Mei 2017

5 pengorbanan seorang ayah yang sering terlupakan

.5 Pengorbanan Seorang Ayah yang Kadang Tak Disadari Anaknya



Jika dibandingkan dengan seorang ibu, derajat ayah memang berada tiga tingkat dibawahnya. Hal ini karena peran seorang ibu dalam membesarkan anaknya memang lebih besar daripada seorang ayah. Bahkan surga yang menjadi tempat paling indah dan diimpikan setiap orang, berada di bawah telapak kaki ibu. Ini menjadi bukti kuat mengapa seorang ibu lebih istimewa daripada ayah.


Namun ayah bukannya tanpa pengorbanan. Bisa dibilang peran ayah tak terlihat dan sulit dirasakan anaknya. Tak seperti ibu yang selalu menemani anaknya, seorang ayah lebih sering berkutat dengan pekerjaannya untuk memberi nafkah kepada keluarganya. Nah pada kesempatan kali ini, mari sejenak kita bahas tentang apa saja pengorbanan seorang ayah kepada anaknya.


1. Bekerja keras mulai terbitnya matahari sampai terbenam kembali


Hal yang wajib dilakukan seorang ayah adalah memberi nafkah kepada keluarganya. Ini sudah menjadi kewajiban mutlak bagi ayah. Untuk itulah mereka (para ayah) akan selalu bekerja keras demi mendapatkan uang supaya anak dan istrinya tidak terlantar.


Apakah kalian lupa siapa yang memberi uang saku kalian setiap hari ? Okelah yang memberi uang adalah ibu, tapi yang orang yang bekerja keras untuk mendapatkan uang tersebut adalah ayah.


2. Tanpa ayah, kamu tidak akan lahir di dunia ini


Pasti kalian akan menyangkal kalimat di atas dengan berkata seperti ini, “Kami lahir dari rahim ibu bukan ayah”. Well, sepertinya ayang salah dalam pemikiran kalian. Secara logikanya seperti ini, sebelum berbentuk manusia, pada awalnya kita adalah zigot. Nah zigot ini terbentuk dari pertemuan antara sel telur (dari ibu) dan sperma (dari ayah).


Jika tidak ada ayah, bagaimana sel telur bertemu dengan sperma? Sudah pasti kalian tidak akan lahir di dunia ini. Untuk selanjutnya, silahkan tanyakan hal seperti ini kepada ayah dan ibu kalian.


3. Ayah sebagai pelindung keluarga


Secara fisik, ayah memang lebih kuat daripada ibu. Hal inilah yang membuat setiap ayah memiliki naluri untuk selalu melindungi keluarganya dari ancaman bahaya. Tak hanya sebagai pelindung keluarga, tetapi ayah juga akan mengajarkan kepada anaknya cara melindungi diri sendiri. Sebab orang tua tidak mungkin selalu bersama anaknya setiap waktu.


4. Tetap bekerja meski fisik kadang tak bisa diajak kompromi


Ayah juga manusia biasa yang terkadang fisiknya akan menurun, entah karena penyakit atau faktor usia. Namun bagi seorang ayah, bagaimana pun kondisi fisiknya, ia harus tetap bekerja mencari uang. Dalam pikirannya, jika satu hari saja ia tidak bekerja, mau makan apa anak dan istrinya.


Pernah enggak sih kalian berpikir demikian? Melihat kondisi ayah yang semakin hari semakin menurun. Tetapi mereka rela menahan sakit demi mencari uang. Atau coba perhatikan saat ayah pulang kerja, mungkin saat bertemu denganmu ia akan tersenyum seolah tidak merasakan apa-apa. Tapi di dalam kamar, ayah kadang merasa sangat lelah setelah seharian mencari nafkah.


5. Pengorbanan tanpa batas


Cerita menarik datang dari negeri China. Seorang pria rela dihajar habis-habis oleh siapapun tetapi dengan syarat satu pukulah harus membayar 10 yuan. Pria tersebut melakukan demikian untuk membiayai operasi anaknya yang mengidap penyakit myeloid leukemia sebesar 700.000 yuan.


Dari sepenggal cerita di atas membuktikan bahwa pengorbanan seorang ayah tanpa batas. Mereka rela mati demi anaknya. Bahkan pernah ada suatu kejadian dimana seorang ayah rela menjual ginjalnya untuk membiayai kuliah anaknya. Sungguh luar biasa pengorbanan seorang ayah.


Dari beberapa ulasan singkat di atas semoga kalian mengingat tak hanya pengorbanan dari ibu, tetapi juga ayah. Kadang banyak dari kita tidak tahu pengorbanan ayah, sebab mereka (ayah) cenderung menutupi ‘aksinya’ dari anaknya

Kamis, 07 Mei 2015

“HAL KECIL YANG SERING KITA ABAIKAN


“HAL KECIL YANG SERING KITA ABAIKAN”



1 Vote
     Segala sesuatu yang besar pasti bermula d
ari sesuatu yang kecil, seperti halnya dalam proses kehidupan kita, kita tidak mungkin langsung tumbuh menjadi dewasa dalam seketika, tentunya harus melewati masa kecil terlebih dahulu. Dalam pencapaian karier pun kita tidak serta merta langsung menjadi besar dalam sekejap, kita harus melewati beberapa hal kecil untuk sampai pada keadaan yang sekarang ini. Akan tetapi pada kenyataanya disaat kita telah menjadi besar, di saat kita  telah berada diatas, sering kali kita melupakan segala sesuatu hal yang kecil. Seolah-olah hal kecil itu tiada gunanya, tidak pernah memberikan manfaat untuk diri kita dan orang lain. Kita sering menganggap sesuatu yang kecil itu tidak penting. Kita sering mengabaikan keberadaanya, dan beranggapan biarkan yang kecil diurusi oleh yang kecil saja. Padahal jika kita menilik lebih dalam sesungguhnya antara hal yang kecil dan besar, itu sama-sama pentingnya, sama-sama memiliki peranan penting dalm membentuk puzzle kehidupan kita, hingga kita menjadi pribadi seperti sekarang ini.

Dulu disaat kita masih serba kekurangan, belum memiliki penghasilan yang cukup, untuk biaya makan saja masih susah uang Rp. 100, begitu berharga sekali. Mungkin satu diantara kita pernah mengalami hal seperti ini, kita pernah mengumpulkan uang recehan seratus perak, dan Rp.500,  dengan susah payah, mencari di setiap kantong celana, sisa bongkar celengan kemarin,  itupun masih kurang, saat dkumpulkan hanya Rp. 4900, padahal kita tahu harga 1 porsi makan malam Rp. 5.000. setelah kita mencari kesana kemari, di sela-sela rak buku dan lemari, yang biasanya berserakan uang seratus rupiah pun tak ada, tiba-tiba kita lihat ada sebuah pantulan cahaya dari kolong tempat tidur kita, “alhamdulillah…akhirnya bisa makan juga” kita menemukan butiran uang seratus rupiah yang telah kusam. alangkah bahagianya kita dengan menemukan uang receh seratus rupiah.

Akan tetapi sobat semua, dikala kita telah memiliki penghasilan yang cukup, jangan kan uang seartus rupiah, uang seribu pun tak pernah tersentuh oleh kita, bahkan seoalah menjadi sampah yang berserakan diantara dompet, tas, dan ruang pribadi kita. Kita seolah akan lupa kejadian masa-masa sulit kita, disaat begitu berharganya uang Rp. 100. Kita pun seolah enggan untuk membiarkan pikiran kita berlari kearah anak-anak jalanan dan orang yang serba kekurangan sekedar untuk mengulurkan tangan sebagai tanda empati kita. Padahal jika kita coba menyempatkan mengulurkan tangan kita, alangkah bahagianya mereka karena bagi mereka uang sebesar apapun begitu berarti.

Hal kecil lain yang sering kita lupakan dalam kehidupan sehari- hari kita  adalah senyuman kecil dan sapaan ramah tamah kepada orang -orang di sekitar kita. Padahal dengan hal kecil itu secara tidak langsung akan menjadikan hubungan silaturahmi diantara kita akan menjadi lebih harmonis. Karena senyuman kecil yang kita berikan kepada rekan kerja, akan memberikan dampak positif yang begitu besar dalam pekerjaan.

Itu beberapa hal kecil yang sering kita lupakan dalam kehidupan kita yang nyata, ada juga beberapa hal kecil yang sering kita lupakan dalam kaitanya silaturahmi melalui dunia maya, semisal tweeter, facebook, atau mungkin social media lainya. Sering kita mengabaikan hal kecil  untuk memberikan tanda “like” di jejaring sosial facebook yang berarti suka dalam bahasa indonesia, untuk beberapa status teman kita yang bersifat positif, inspiratif, dan membangun. Padahal dengan hal yang teramat sangat sederhana sekali, saking sederhanya seorang anak TK pun mampu untuk meng-like sebuah status, akan memberikan manfaat yang besar, menjadikan sebuah hubungan pertemanan lebih bermakna. Akan tetapi kita enggan untuk melakukanya, justru lebih suka membuat status yang alay, lebay, berkeluh kesah, menghujat atau apapun itu yang justru tidak akan mendatangkan manfaat sama sekali.

Sahabat-sahabat yang bijak …jangan sepelekan hal sekecil apapun, karena segala sesuatu yang kecil justru akan memberikan manfaat yang begitu besar. semoga bermanfaat ~salam bahagia~

Kamis, 30 Oktober 2014

Tips Mendidik Seorang Anak agar Bisa Menjadi Orang yang Hebat



  • Setiap anak yang terlahir ke dunia ini adalah sangat istimewa, masing-masing dari mereka memiliki potensi untuk dapat tumbuh menjadi orang-orang yang hebat. Perhatikanlah para pemimpin negara, para ilmuwan, para musisi, olahragawan terkenal, dan sebagainya. Orang-orang hebat tersebut dahulunya juga pernah menjadi seorang anak seperti anak-anak Anda saat ini. Jangan pernah meremehkan kemampuan anak-anak Anda, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi terhadap mereka di masa depan, tapi kita dapat membantu mereka untuk dapat mengenali potensinya, membimbing mereka agar dapat mengembangkan bakat-bakatnya.
    Kenyataannya tidak semua orang tua memahami dengan baik bakat serta potensi buah hati mereka, mereka berpikir sederhana asalkan sudah dapat memberi makan, tempat tinggal, kesehatan dan menyekolahkannya itu sudah cukup. Ubahlah cara berpikir demikian, anak-anak Anda adalah sebuah permata yang belum diasah yang belum menampilkan kecemerlangannya. Bacalah tips berikut tentang bagaimana cara agar dapat mendidik buah hati Anda supaya suatu hari nanti mereka dapat tumbuh menjadi orang-orang yang hebat:
  • 1. Tumbuhkan rasa percaya diri dalam diri anak

    Jangan pernah membunuh rasa percaya diri anak Anda, tetapi bantulah mereka agar memiliki rasa percaya diri yang baik. Sering-seringlah mengajaknya berkomunikasi, mengajarinya berargumen serta berpikir kritis tentang sesuatu, memperkenalkannya kepada orang-orang yang baru dia kenal, adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengajar mereka supaya memiliki rasa percaya diri yang baik.
  • 2. Mengajarkan kejujuran dan kerendahan hati

    Ajarilah mereka untuk berani bertindak jujur serta rendah hati dalam tingkah laku, perkataan serta perbuatan. Kejujuran dan kerendahan hati adalah asas moral yang setiap orang wajib memiliki, jika Anda menginginkan buah hati Anda kelak dapat tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang hebat, maka didiklah mereka mulai saat ini agar bisa melakukan kedua hal tersebut.
  • 3. Memberinya pujian

    Berikan pujian kepada anak Anda ketika mereka berhasil menyelesaikan sebuah tugas, namun hindarilah memberikan pujian secara berlebihan dan yang tanpa alasan. Memberikan pujian kepada seorang anak dapat membuat mereka merasa dihargai dan tidak disepelekan. Beri mereka pemahaman bahwa pujian yang lebih besar akan dapat dia peroleh dari orang lain asalkan dia mau berusaha untuk selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar.
  • 4. Melatihnya keterampilan

    Bekali buah hati Anda dengan keterampilan, apakah itu keterampilan dalam memainkan alat musik, tarian, olahraga, dan sebagainya. Para atlet dan para musisi terkenal bisa menggapai puncak ketenaran sedikit banyak tidak bisa dilepaskan dari bantuan serta dorongan orang tua mereka. Oleh karena itu, pahamilah dengan baik bakat anak-anak Anda dengan kesabaran serta dedikasi yang tulus arahkan mereka supaya tetap fokus untuk menggapai cita-cita yang mereka inginkan, namun jangan sesekali memaksakan kehendak Anda kepada mereka, biarkanlah mereka memilih sesuai dengan bidang yang diminatinya.
  • 5. Tidak memanjakannya

    Orang tua yang terlalu memanjakan putra-putrinya dapat menjadi masalah bagi masa depan mereka ketika dewasa nanti. Hindarilah sebisa mungkin memanjakan mereka, Anda dapat memberi mereka perhatian atau pun hadiah, namun sesuaikan dengan situasi serta kondisinya. Hadiah diberikan kepada anak sebagai apresiasi sebaiknya apabila mereka bisa atau telah berhasil menyelesaikan sesuatu melalui usahanya sendiri. Hindarilah memberikan bantuan secara terus menerus untuk hal-hal kecil yang sebenarnya dia mampu untuk melakukannya sendiri, sebagai contoh makan, mencuci baju, membersihkan kamar tidur, mencuci piring, dan sebagainya. Dengan tidak memanjakannya, maka Anda telah secara tidak langsung telah mengajarkan kemandirian kepada mereka.
  • 6. Memberikan pendidikan yang baik

    Pendidikan di masa sekarang adalah sangat penting, seseorang akan memiliki nilai jual yang lebih baik apabila memiliki pendidikan yang baik pula. Oleh karena itu, doronglah mereka agar selalu giat belajar supaya dapat selalu berprestasi, juga persiapkan dengan baik serta rencanakan keuangan bagi pendidikan mereka terutama ketika mereka nanti akan memasuki perguruan tinggi.
    Tentunya masih ada banyak hal luhur lainnya yang dapat dilakukan untuk membantu mereka. Mengutip perkataan seorang fisikawan hebat sepanjang masa Thomas Alfa Edison, "Jika kita menginginkan sesuatu yang belum pernah kita miliki, maka kita harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan." Pikiran kita seperti parasut hanya berfungsi ketika terbuka, karena setiap manusia dibentuk dari keyakinannya, apa yang ia yakini itulah dia. Oleh karena itu, akan menjadi seperti apa seseorang kelak tergantung pada keputusannya saat ini. Bantulah anak-anak Anda jangan telantarkan mereka, arahkanlah mereka agar bisa menjadi orang-orang yang hebat suatu hari nanti




Rabu, 29 Oktober 2014

4 Hal yang Hendaknya Para Ayah Ajarkan kepada Anak-Anak Mereka

4 Hal yang Hendaknya Para Ayah Ajarkan kepada Anak-Anak Mereka

Artikel yang sangat baik untuk mengingatkan kita sebagai ayah yang sibuk bahwa ayah tidak boleh lupa mengajar anak-anak mereka melalui contoh dan perbuatan.


  • Ketika saya berumur 13 tahun, keluarga saya menghadiri perkemahan keluarga. Salah satu kegiatannya adalah memanjat tebing yang paling tinggi di pegunungan dekat situ. Saya memutuskan melakukannya dengan orangtua saya, meskipun saya takut akan ketinggian. Ketika saya makin dekat ke puncak dan jalannya makin sempit ketakutan saya makin meningkat. Pendaki lainnya menawarkan tali kepada kami untuk diikatkan di sekitar pinggang ayah saya dan saya. Tali ini memberi saya keberanian melanjutkannya hingga ke puncak. Ketika kami turun saya makin yakin dan takut saya berkurang. Saya melepaskan tali dan akhirnya memberitahu ayah bahwa saya tidak membutuhkannya lagi.
    Menoleh ke belakang pada pengalaman itu saya menyadari bahwa pengalaman itu adalah analogi sempurna tentang bagaimana para ayah membantu kita melakukan perjalanan dalam hidup, memberi kita dukungan yang dibutuhkan dan mengajar kita pelajaran yang kita butuhkan agar menjadi orang dewasa yang mandiri dan percaya diri. Empat pelajaran penting yang saya dapatkan dari ayah adalah pentingnya suatu pendidikan, perlunya melayani orang lain, memiliki etika kerja yang baik dan bersenang-senang dengan keluarga. Pelajaran ini dapat memperkuat hubungan setiap ayah dan anak.
  • Pendidikan

    Meskipun kakek dan nenek dari ayah tidak pernah mengenyam perguruan tinggi, ayah dan kedua saudara lelakinya meraih gelar dari perguruan tinggi. Contoh ini tidak pernah saya lupakan. Saya terdorong untuk menjelajahi dan menyelidiki kemampuan saya sendiri dan selalu berusaha dengan keras. Ayah selalu menunjukkan keyakinan yang besar pada kemampuan saya untuk berhasil. Suatu ketika, setelah mengunjungi kelas kimia untuk menyampaikan presentasi, dia menyadari bahwa guru saya tidak mengira kalau saya dapat berhasil dalam kelasnya. Dia meyakinkan guru tersebut bahwa saya mampu melakukannya. Setelah kejadian itu saya merasa yakin kepada kemampuan saya dan guru tersebut merasa memiliki harapan baru. Dengan kesadaran bahwa ayah sangat menghargai pendidikan membantu saya menghargai pendidikan juga.
  • Pelayanan

    Ayah saya mengajar saya membantu mereka yang kurang beruntung. Sebagai seorang anak saya masih ingat ketika keluarga kami menjadi Santa rahasia bagi keluarga yang tidak mampu. Kami membeli mainan, pakaian, makanan dan bahan-bahan lain untuk dikirim ke keluarga itu. Kami gembira berbelanja dan terutama mengirimkan barang-barang itu secara diam-diam.
    Beberapa tahun lalu selama kunjungan keluarga, ayah saya menyatakan bahwa teman-temannya akan merasa kehilangan dia. Setiap pagi dia berjalan-jalan sekeliling pusat kota Salt Lake. Dia berteman dengan beberapa orang yang kurang beruntung dan membeli sarapan buat mereka setiap pagi. Perbuatannya itu meninggalkan kesan kepada saya juga anak-anak saya. Mereka masih tetap membicarakan teman-teman kakek. Dia sungguh-sungguh memberi teladan.
  • Kerja

    Ketika saya masih remaja pada hari Sabtu keluarga kami sering mengerjakan sesuatu bersama. Apakah itu mencabuti rumput liar, mencuci motor atau mengerjakan proyek, kami diharapkan melakukan pekerjaan itu dan melakukannya dengan baik. Seringkali dia berhenti sejenak untuk memperlihatkan bagaimana mencabuti rumput liar dari akarnya, mencuci dan mengeringkan motor  atau jendela. Akhirnya saya dapat melakukannya sendiri tanpa bantuannya.
    Kalau ada proyek besar kami masing-masing diberi sebuah tugas, diajar bagaimana menyelesaikannya lalu ayah meninggalkan kami untuk menyelesaikannya sendiri. Setahun lamanya kami menggunakan setiap malam untuk mengecat interior rumah kami yang baru atau memberi lapis pelindung pada papan-papan temboknya. Sebagai seorang remaja, saya yakin saya tidak menghargai menggunakan begitu banyak malam untuk bekerja, tetapi saya senang memperlihatkan kepada tamu rumah baru kami yang papan-papan temboknya bagus dan almarinya di cat dengan indah.
  • Bersenang-senang

    Seperti pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian.” Selain mengajarkan kerja keras, ayah saya selalu menyempatkan diri untuk bersenang-senang dengan kami. Saya memiliki kenangan manis dilempar ke kolam yang dalam oleh ayah saya, bermain 
    Seringkali kami piknik .  Melalui pengalaman itu saya belajar untuk menertawai diri sendiri.
    Pengaruh ayah atas anak-anak mereka sangat besar. Dengan menyediakan waktu mengajar anak-anak Anda dengan kata-kata dan perbuatan, Anda sedang meletakkan dasar untuk keberhasilan masa depan mereka. Semua waktu dan usaha terasa ada harganya ketika anak-anak Anda belajar mandiri, sama seperti saya belajar melepaskan tali ketika memanjat puncak bukit itu.